Khataman Shohih Bukhori di STAI Imam Syafi’i Cianjur

Photo by imamsyafi'i media

Untuk ketiga kalinya STAI Imam Syafi’i kembali mengadakan khataman kitab Shahih Bukhori.

Bertempat di masjid STAI Imam Syafii, acara berlangsung khidmat serta dihadiri langsung oleh Syeikh Mar’i Hasan Al Rosyid serta Syeikh Dr. Mahir Al Munajjid, keduanya adalah dosen pakar hadits dan ulumul quran.

Selepas sholat Maghrib, acara dibuka dengan lantunan shalawat burdah, dan berlanjut dengan pembacaan hadits terakhir dari shahih bukhori yang menandai berakhirnya kajian kitab ini.
Kitab yang termasuk salah satu dari kitab hadits paling masyhur ini telah rampung dibaca dalam jangka waktu satu tahun di bawah bimbingan Ust. Zaki Saeful Alam, salah satu pembimbing mahasiswa serta
arahan langsung dari Syeikh Mar’i Hasan Al Rosyid.

Shahih bukhori, kitab induk hadits yang memuat ribuan hadits-hadits Rasulullah dan menjadi rujukan penting berbagai disipilin ilmu serta konon merupakan kitab paling sahih setelah Alqur’an ini dikhususkan untuk siswa tahun pertama , dan tahun kedua STAI Imam Syafii, dan dibaca secara riwayat, dalam artian kitab ini telah dibaca lengkap oleh para mahasiswa, dari hadits pertama hingga hadits ke 7563.
Stai Imam Syafi’i memang menerapkan pembacaan kutub al sittah dalam kurikulumnya, antara lain Shahih Bukhori, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Nasa’i, Sunan Tirmidzi serta Sunan Ibnu Majah, keenam kitab hadits yang notabene adalah kitab paling utama dalam hadits Rasulullah ini dikhatamkan bergantian setiap tahun.

Layaknya tradisi para ulama salafussholih, usai mengkhatamkan suatu kitab maka akan dilanjutkan dengan pembacaan sanad keilmuan.
Shahih bukhori yang dibaca di Stai Imam Syafii pun memiliki sanad atau silsilah yang bermula dari syaikh mar’i hingga bersambung dengan sang pengarang kitab, Al Imam Al bukhori.

Sanad ini dibacakan langsung dihadapan mahasiswa disertai dengan “ijazahan” atau serah terima silsilah keilmuan tsb.

Dalam sambutanya, Syeikh Mar’i berpesan bahwa hadits Rasulullah mempunyai arti dan peranan yang amat besar dalam kehidupan.

“Kalian mungkin akan bertanya, apa faidah membaca hadits meski tidak memahami arti ataupun maknanya .
Imam Sirajuddin hafal ribuan hadits, namun ia menghafal bukan untuk berbangga diri ,alasan terbesar beliau semata karena hadits adalah kalam dari sosok yang amat beliau cintai yaitu Rasulullah Saw.
Cukuplah rasa cinta yang mendasari kita untuk selalu mengagungkan hadits hadits dari nabi kita Muhammad saw”

“Semua nama yang tercatat dalam sanad ini adalah para ulama yang berilmu luas serta tidak diragukan lagi kehebatanya. Maka kalian harus bangga dan bersyukur bisa menjadi satu bagian dari rantai silsilah emas yang menyambung hingga Rasulullah saw”
Pungkas beliau.

Terakhir, doa dari Syekh Mar’i yang diamini segenap mahasiswa Stai Imam Syafii pun menutup rangkaian khataman kitab shahih bukhori tahun ini.

Bagikan:

Tags

Related Post

Leave a Comment